Kisah Populer: Pelukan Yang Menyimpan Kebenaran
Hujan turun perlahan di atas nisan abu-abu. Setetes demi setetes, air membasahi nama yang terukir di sana: Li Wei. Angin berdesir lirih, membawa aroma tanah basah dan kenangan pahit yang tak terucapkan. Li Wei, seorang pria muda yang pergi terlalu cepat, meninggalkan dunia dengan sebuah rahasia besar yang mengganjal di hatinya.
Sekarang, ia kembali. Bukan sebagai Li Wei yang dulu, melainkan sebagai roh yang terikat pada dunia, terperangkap antara kegelapan dan cahaya. Bayangannya memanjang di antara batu-batu nisan, menolak untuk pergi. Setiap langkahnya diiringi suara gemerisik daun kering, nyanyian sunyi bagi jiwa yang berduka.
Ia mengawasi Lin Mei, kekasihnya. Gadis itu berdiri di depan makamnya, bahunya bergetar menahan tangis. Roh Li Wei ingin memeluknya, menghapus air mata itu, tetapi ia hanya bisa berdiri di sana, menyaksikan kesedihan yang tak terobati.
Li Wei meninggal dalam keadaan yang mencurigakan. Kecelakaan mobil, kata mereka. Tapi ia tahu, di balik kecelakaan itu tersimpan sebuah konspirasi, sebuah kebohongan yang terjalin rapat. Ia ingin Lin Mei tahu kebenaran, agar ia tidak terus hidup dalam kegelapan.
Malam demi malam, Li Wei membuntuti Lin Mei. Ia mencoba berkomunikasi, mengirimkan petunjuk lewat mimpi dan bisikan angin. Ia ingin Lin Mei melihatnya, merasakan kehadirannya, tapi dunia roh dan dunia manusia terpisah oleh tirai tipis yang tak bisa ditembus.
Suatu malam, Lin Mei mengunjungi rumah lama Li Wei. Rumah itu sekarang kosong dan berdebu, penuh dengan kenangan yang menyakitkan. Di sana, di antara barang-barang peninggalan Li Wei, Lin Mei menemukan sebuah buku catatan kecil. Buku itu penuh dengan tulisan tangan Li Wei, berisi catatan tentang proyek konstruksi yang sedang ia kerjakan sebelum meninggal. Ada sesuatu yang aneh dalam catatan itu. Angka-angka yang tidak masuk akal, coretan-coretan misterius.
Lin Mei mulai menyelidiki. Ia bertanya pada teman-teman Li Wei, mantan rekan kerjanya. Semakin dalam ia menggali, semakin jelas bahwa Li Wei telah menemukan sesuatu yang berbahaya. Sebuah praktik korupsi besar-besaran yang melibatkan orang-orang berpengaruh.
Li Wei menyaksikan Lin Mei dengan penuh harap. Ia membimbingnya, memberikan petunjuk halus melalui mimpi dan intuisi. Ia ingin Lin Mei menemukan kebenaran, bukan untuk membalas dendam, tapi untuk kedamaian. Untuk dirinya sendiri, untuk Lin Mei, dan untuk semua orang yang dirugikan oleh korupsi itu.
Akhirnya, Lin Mei berhasil membongkar konspirasi itu. Pelaku korupsi ditangkap dan diadili. Kebenaran terungkap, seperti fajar yang mengalahkan kegelapan.
Di malam terakhirnya sebagai roh, Li Wei berdiri di samping Lin Mei di makamnya. Hujan masih turun, tapi kali ini terasa menenangkan. Ia melihat Lin Mei tersenyum, senyum yang tulus dan penuh harapan. Ia mengulurkan tangannya, seolah ingin memeluknya. Meskipun tak bisa dirasakan, Li Wei tahu, Lin Mei merasakan kehadirannya.
Ternyata, apa yang ia cari bukanlah balas dendam, melainkan… sebuah pelukan yang menyimpan kebenaran, sebuah pelukan yang membebaskannya dari belenggu dunia.
…dan bayangannya perlahan memudar, menyisakan aroma lavender yang lembut.
You Might Also Like: 0895403292432 Peluang Bisnis Kosmetik