Drama Abiss! Rahasia Yang Tak Lagi Menyakitkan
Rahasia yang Tak Lagi Menyakitkan
Embun pagi menggantung di kelopak mawar, serupa air mata yang tak pernah tuntas. Di balik gerbang megah kediaman keluarga Li, hiduplah Aileen. Kecantikannya bak lukisan klasik, namun hatinya terkurung dalam sangkar emas kebohongan. Ia adalah pewaris tunggal, DIATAS takhta kekayaan yang dibangun di atas puing-puing masa lalu yang kelam.
Di sisi lain, bayang-bayang masa lalu itu menghantui langkah Jian. Matanya adalah sumur tanpa dasar, menyimpan amarah dan tekad untuk mengungkap kebenaran. Ia kehilangan keluarganya dalam kebakaran misterius belasan tahun silam, kebakaran yang merenggut segalanya dan meninggalkannya seorang diri.
Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah gala amal. Aileen, dengan gaun sutra merahnya, bagai ratu yang berkuasa. Jian, dengan setelan jas hitamnya, bagai elang yang siap menerkam. Pandangan mereka bertemu. Aileen melihat KEGELAPAN di mata Jian, sesuatu yang mencerminkan kesepian yang sama yang ia rasakan. Jian melihat topeng kesempurnaan Aileen, dan ia tahu, di baliknya tersembunyi sesuatu yang busuk.
"Kau mengingatkanku pada seseorang," bisik Aileen, suaranya selembut beludru.
"Mungkin karena kita sama-sama terluka," jawab Jian, tanpa emosi.
Sejak saat itu, Jian mulai mendekati Aileen. Ia menyelami labirin kebohongan yang mengelilinginya. Setiap senyum Aileen, setiap sentuhannya, terasa seperti belati yang menusuk jantung Jian. Ia tahu, semakin dekat ia dengan Aileen, semakin dekat pula ia dengan kebenaran yang akan menghancurkannya.
Konflik demi konflik mencuat. Keluarga Li mencoba menghalangi Jian. Intimidasi, ancaman, bahkan percobaan pembunuhan. Namun, Jian tak gentar. Ia menggali lebih dalam, menemukan bukti-bukti yang mengarah pada satu nama: LI WEI, ayah Aileen.
Ternyata, Li Wei-lah yang memerintahkan pembakaran rumah keluarga Jian, demi menutupi praktik bisnis ilegalnya. Aileen, yang selama ini hidup dalam kemewahan, tidak tahu apa-apa tentang kejahatan ayahnya.
Puncaknya terjadi di ulang tahun Aileen. Jian, dengan berani, membuka semua kebenaran di depan para tamu undangan. Layar besar menayangkan bukti-bukti tak terbantahkan. Wajah Aileen pucat pasi. Ia merasa seperti tersambar petir. DUNIANYA RUNTUH!
Li Wei mencoba membantah, namun sia-sia. Ia terpojok. Di tengah kekacauan, Jian mendekati Aileen.
"Aku melakukan ini bukan karena benci padamu," bisik Jian, "tapi karena mereka pantas menerima hukuman atas perbuatan mereka."
Aileen menatap Jian dengan mata berkaca-kaca. Ia melihat kesedihan, bukan kebencian. Ia mengerti. Ayahnya, yang selama ini ia puja, adalah monster.
Tanpa sepatah kata pun, Aileen berbalik menghadap ayahnya. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya. Senyum yang MENGERIKAN. Senyum perpisahan.
"Ayah," ucap Aileen lembut, "Selamat tinggal."
Malam itu, Aileen menyerahkan ayahnya kepada pihak berwajib. Ia juga menyerahkan dirinya sendiri, atas keterlibatannya dalam pencucian uang. Kebohongan telah terbongkar, namun luka menganga lebar.
Jian menyaksikan Aileen dibawa pergi. Ia tahu, balas dendamnya telah terpenuhi, namun hatinya tetap hampa. Ia telah mendapatkan kebenaran, tetapi ia kehilangan sesuatu yang berharga.
Beberapa tahun kemudian, Jian menerima sebuah surat dari Aileen, ditulis dari balik jeruji besi. Di dalamnya, hanya ada satu kalimat:
"Apakah kebenaran yang menyakitkan ini, akhirnya membebaskanmu?"
You Might Also Like: Arti Mimpi Dipatuk Rusa