Drama Abiss! Kau Memelukku Di Bawah Hujan, Tapi Langit Tahu Kita Sedang Berpisah
Hujan di kota Chang'an terasa berbeda. Bukan hanya air yang jatuh dari langit, tapi juga kenangan, bisikan dari dunia lain. Di sanalah, di bawah atap kedai teh usang, aku melihatnya. Pangeran Ye Lin, dengan mata sekelam malam dan senyum yang bisa membuat bunga teratai mekar di musim dingin.
"Kau tidak takut hujan, Nona Yue?" tanyanya, suaranya serak seperti melodi seruling bambu yang patah.
Aku menggeleng. "Aku lebih takut kehilangan apa yang belum kumiliki."
Di dunia ini, aku adalah Yue, seorang tabib dengan kemampuan melihat roh. Di dunia sebelumnya… aku hanya mengingat sepotong-potong mimpi, wajah samar, dan rasa sakit yang mencekam. Kematian. Itulah satu-satunya hal yang kukenang dengan jelas.
Dunia roh, Xianjie, berdampingan dengan dunia manusia, tapi tersembunyi di balik kabut ilusi. Di sana, lentera-lentera menyala terapung di sungai-sungai kristal, memantulkan bayangan yang berbicara, menceritakan kisah-kisah yang terlupakan. Bulan, sang penjaga ingatan, mengukir nama-nama kekasih di langit malam. Pangeran Ye Lin adalah penguasa Xianjie, terikat sumpah untuk melindungi kedua dunia.
Pertemuan kami di bawah hujan adalah awal dari segalanya. Cinta kami mekar seperti bunga persik di tengah badai salju. Namun, ada sesuatu yang ganjil. Bayangan-bayangan di Xianjie mulai berbisik tentang takdir yang dipalsukan, tentang Yue yang bukan Yue, tentang kematian yang direkayasa.
Aku mulai bermimpi tentang seorang wanita bernama Lin. Dia mengenakan jubah putih bersih, wajahnya penuh kesedihan, dan dia selalu dikelilingi oleh kupu-kupu perak. Sebuah suara, bagai gemericik air terjun, berbisik di benakku: "KAU ADALAH KUNCI."
Lalu, Pangeran Ye Lin menunjukkan padaku Cermin Jiwa. Di sana, aku melihat diriku di dunia lama. Aku Lin, putri dari Jenderal Agung, dijodohkan dengan seorang pangeran dari kerajaan musuh. Aku mati diracun, tepat sebelum pernikahan itu terjadi. Namun, sebelum rohku menghilang, seorang penyihir berbisik mengucapkan mantra. Aku dilahirkan kembali sebagai Yue, dengan misi… misi apa?
Bayangan-bayangan itu semakin jelas. Ternyata, Pangeran Ye Lin, penguasa Xianjie yang kucintai, adalah dalang di balik semua ini. Dia merencanakan kematianku sebagai Lin, menggunakan sihir terlarang untuk membawaku ke Xianjie, agar aku bisa membantunya membuka gerbang antara dunia manusia dan dunia roh. Dia membutuhkan kekuatan darah Lin, darah keturunan Jenderal Agung, untuk mewujudkan rencananya.
Cintanya… adalah kepalsuan.
Tapi, siapa penyihir yang menyelamatkanku? Di balik bayang-bayang Pangeran Ye Lin, aku melihat sosok lain. Seorang pria berjubah hitam, dengan mata setajam pedang, mengawasi kami dari kejauhan. Dia adalah Li Wei, mantan kekasihku di dunia lama, yang diam-diam mencintaiku dan berjanji untuk melindungiku, bahkan setelah kematian. Dia yang menggunakan sisa-sisa kekuatannya untuk mengirimku ke Xianjie, berharap aku bisa menemukan kebahagiaan.
Di akhir cerita, aku berdiri di antara dua pria: Pangeran Ye Lin yang memanipulasi takdir, dan Li Wei yang mengorbankan segalanya. Aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku menggunakan kekuatan rohku, bukan untuk membuka gerbang antara dunia, tapi untuk menutupnya selamanya.
Saat aku berbalik, menatap Pangeran Ye Lin dengan air mata yang membeku di pipi, aku tahu, langit memang tahu kita sedang berpisah. Aku tahu, cinta sejati selalu menyala dalam kegelapan, bahkan jika harus terbakar habis.
"Siapa yang mencintai, dan siapa yang memanipulasi?" tanyaku pada diri sendiri. Jawabannya masih membayangi benakku, seperti mantra yang belum sempurna.
Danau bulan terbelah, sungai jiwa mengering, ingatanku adalah kunci…
You Might Also Like: Skincare Terbaik Dengan Harga