Cerpen Seru: Kau Mencariku Dalam Mimpi, Tapi Aku Hanya Datang Dalam Mimpi Burukmu
Kabut tipis menggantung di antara puncak-puncak Gunung Qingling, menyelimuti hutan pinus dalam kerudung perak yang dingin. Sepuluh tahun sudah berlalu sejak Li Wei menghilang, ditelan jurang di gunung ini. Semua mengira dia mati. Semua, kecuali Lan, tunangannya.
Lan, yang kini menjadi Ratu Agung kekaisaran, masih menyimpan potret Li Wei di balik cermin riasnya. Malam-malam sunyi di istana, dia bermimpi. Mimpi yang selalu sama: Li Wei memanggil namanya dari balik kabut, suaranya merdu namun penuh duka.
Lorong istana terasa sunyi senyap malam itu. Lampu-lampu minyak berkedip-kedip, menari-nari di dinding batu yang dingin. Lan, mengenakan jubah sutra putih yang panjang, berjalan perlahan. Langkahnya tidak bersuara, hanya derap jantungnya yang bergemuruh di telinga.
Di ujung lorong, berdiri sesosok pria. Tinggi, tegap, dan berbalut pakaian hitam yang lusuh. Wajahnya tertutup bayangan topi lebar, tetapi Lan mengenalinya.
"Li Wei?" bisiknya, suaranya bergetar.
Pria itu mengangkat wajahnya. Mata yang dulu penuh cinta kini dipenuhi kegelapan. Bibirnya tersenyum tipis, senyum yang tidak pernah dilihat Lan sebelumnya.
"Lan," sapanya, suaranya dalam dan menusuk. "Kau mencariku dalam mimpi, ya?"
Lan mendekat, ragu-ragu. "Kemana saja kau selama ini? Semua orang mengira kau sudah... pergi."
Li Wei tertawa hambar. "Pergi? Aku hanya menunggu. Menunggu waktu yang tepat."
"Menunggu untuk apa?" tanya Lan, hatinya mulai dipenuhi kecurigaan.
Li Wei melangkah mendekat, jarak mereka hanya tinggal beberapa jengkal. "Untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku."
"Milikmu? Apa yang kau bicarakan?" Lan mundur selangkah, merasa ada sesuatu yang sangat salah.
Li Wei meraih tangannya, cengkeramannya kuat dan menyakitkan. "Kau, Lan. Kekuasaanmu. Kekaisaran ini. SEMUANYA."
Lan tersentak. "Kau... kau yang menjebakku?"
Li Wei mengangguk, senyumnya semakin lebar. "Jurang di Gunung Qingling? Itu adalah kesempatanku. Aku tahu kau akan menjadi Ratu Agung. Dan aku, Li Wei, akan mengambil semuanya darimu."
"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini?" air mata mulai mengalir di pipi Lan.
Li Wei mendekatkan wajahnya ke telinga Lan, berbisik dengan suara yang mematikan. "Karena kaulah yang mengambil segalanya dariku lebih dulu. Ambisi yang kau sembunyikan di balik senyum manis itu, Lan. Aku selalu tahu."
Lampu minyak di lorong berkedip lebih cepat, seolah merasakan kegelapan yang memenuhi ruangan. Lan menatap Li Wei, matanya memancarkan ketakutan dan penyesalan.
"Kau mencariku dalam mimpi," bisik Li Wei, suaranya beracun. "Tapi aku hanya datang dalam mimpi burukmu."
Dia melepaskan cengkeramannya dan berbalik, berjalan menjauh ke dalam kegelapan. Lan terhuyung, jatuh berlutut di lantai batu yang dingin. Dia baru menyadari, korban yang selama ini dia tangisi... ternyata adalah dalang dari semua ini.
Dan sekarang, teka-teki itu telah menemukan bentuknya: Aku adalah mimpi buruk yang kau ciptakan sendiri.
You Might Also Like: Tips Rekomendasi Skincare Lokal Untuk